Maka, ungkapan "mulutmu adalah harimaumu" mestinya bisa diganti dengan pepatah "mulutmu adalah surga sekaligus nerakamu". Ini lebih netral. Mulut memberi kita surga ketika dikelola dengan baik dan memproduksi nilai-nilai kebajikan, Namun, mulut juga bisa memberi neraka jika dikelola dengan buruk. Pepatah "mulutmu harimaumu" mengajarkan kepada kita bahwa perkataan yang keluar dari mulut ini harus kita kendalikan. Jika tidak, perkataan itu menjadi 'galak' seperti harimau yang bisa menerkam balik kita. Mulut adalah media untuk mengartikulasikan segala sesuatu yang ada di dalam pikiran dan hati. Oleh karena itu, pepatah ini ingin Makna dari mulutmu harimaumu adalah apa yang sudah diucapkan, tidak bisa untuk ditarik kembali. Seringkali ucapan yang keluar dari mulut seseorang sekan menjadi seekor harimau yang menerkam dan menikam laksana belati yang terhunus dan terhujam ke hati orang lain.
Mulutmu adalah harimaumu makna dan pihak tertuju pada orang yang suka membicarakan orang lain maupun dirinya sendiri. Maknanya adalah kita harus hati hati dalam berbicara karena jika tidak hati hati akan mencelakakan diri kita sendiri.
Pihak tertuju dari slogan berikut adalah: Buku adalah jendela ilmu pengetahuan → semua orang dari berbagai kalangan, terutama pemuda. Mulutmu adalah harimaumu → semua orang dari berbagai kalangan usia, jenis kelamin, dan latar belakang. Sorga di telapak kaki ibu → semua orang yang memiliki seorang Orang bijak mengatakan, "Mulutmu, harimaumu". Artinya, waspada terhadap mulut sendiri. Bila tak hati-hati, salah-salah yang keluar dari mulut justru akan mencelakai si empunya. Bak harimau yang tiba-tiba berbalik menerkam pawangnya. Kita mengenal istilah lisan. Fu5qaR.
  • 8j1cz0h8of.pages.dev/332
  • 8j1cz0h8of.pages.dev/565
  • 8j1cz0h8of.pages.dev/189
  • 8j1cz0h8of.pages.dev/16
  • 8j1cz0h8of.pages.dev/206
  • 8j1cz0h8of.pages.dev/475
  • 8j1cz0h8of.pages.dev/527
  • 8j1cz0h8of.pages.dev/363
  • pihak tertuju dari mulutmu adalah harimaumu